BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pada dasarnya manusia dan tanggung jawab itu berada
dalam satu naungan atau berdampingan. Tanggung Jawab adalah suatu kesadaran
manusia akan tingkah laku atau perbuatannya baik disengaja maupun tidak
disengaja. Tanggung Jawab juga berati berbuat sebagai wujudan atas
perbuatannya. Setiap manusia memiliki tanggung jawab masing-masing. Diantaranya
tanggung jawab seorang pelajar atau mahasiswa akan belajar, tanggung jawab
seorang dosen kepada mahasiswa atau mahasiswinya, tanggung jawab seorang
presiden kepada negara dan rakyatnya, tanggung jawab seorang ayah kepada istri
dan anak-anaknya, dan tanggung jawab manusia kepada Tuhan yang telah
Menciptakan kita.
Selain tanggung jawab, dalam diri manusia juga
terdapat pengabdian. Pengabdian dapat diartikan sebagai pilihan hidup seseorang
apakah ingin mengabdi kepada orangtua, kepada agama dan Tuhan ataupun kepada
bangsa dan negara dimana pengabdian akan mengandung unsur pengorbanan dan kewajiban
untuk melakukannya yang biasanya akan dihargai dan tergantung dari apa yang
diabdikannya. Sebagai contoh, bila orang tua mengabdi untuk mengasuh
anak-anaknya berkemungkinan besar nanti anak-anaknya akan berbakti juga kepada
kedua orangtuanya, biarawan/wati yang mengabdi kepada agama dan Tuhannya
nantinya akan dibalas amalannya di surga, ataupun pengabdian seorang pegawai
negeri pada bangsa dan negaranya biasanya akan diberi semacam penghargaan/tanda
jasa dari negara yang bersangkutan.
B. RUMUSAN PEMBAHASAN
1.pengertian dari Manusia itu ?
2.pengertian dari Tanggung Jawab itu
?
3.macam-macam dari Tanggung Jawab ?
4.pengertian dari Pengadian dan
Pengorbanan ?
5.hubungan antara
manusia dengan tanggung jawab serta pengabdian ?
6.tanggung jawab
ilmuwan terhadap kehidupan manusia
C. TUJUAN PEMBAHASAN
Tujuan dari pembahasan materi ini adalah untuk mengetahui
lebih jelas tentang tanggung jawab yang dialami oleh manusia dan bentuk-bentuk
dari tanggung jawab yang dialami manusia. Selain itu juga untuk mengetahui
pengaruh tanggung jawab terhadap manusia dan untuk mengetahui hakikat manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Manusia, Tanggung
Jawab, dan Pengabdian
1. Pengertian
Manusia
Dalam
ilmu-ilmu sosial, manusia merupakan mahluk yang ingin memperoleh keuntungan atu
selalu memperhitungkan setiap kegiatan, sering disebut homo economicus ( ilmu
ekonomi ). Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri (
sosiologi ), mahluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan ( politik )
Manusia
adalah makhluk yang diberi kelebihan dibanding makhluk lain yang berupa
akal dan budi yang lazim disebut pikiran dan perasaan tersebut telah
memungkinkan munculnya tuntutan-tuntutan hidup bagi manusia dibanding dengan
makhluk lain. Orang yang bertanggungjawab dapat memperoleh kebahagiaan, sebab
ia dapat menunaikan kewajibannya
1. Manusia
itu terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu :
a. Jasad; yaitu badan kasar manusia yang nampak pada luarnya, dapat
diraba, dan difoto,
dan menempati ruang dan waktu.
dan menempati ruang dan waktu.
b. Hayat;
yaitu mengandung unsure hidup, yang ditandai dengan gerak
c. Ruh; yaitu bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara
spiritual dan
memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersift konseptual yang
menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersift konseptual yang
menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
d. Nafas; dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran tentan
diri sendiri
2. Manusia sebagai satu kepribadian yang mengandung 3 unsur yaitu :
a Id. Yang merupakan struktur kepribadian yang paling primitive dan
paling tidak nampak. Id merupakan libido murni, atau energi psikis yang
menunjukkan ciri alami yang irra sional dan terkait masalah sex, yang secara instingtual menentukan
proses-proses ketidaksadaran. Id tidak berhubungan dengan lingkungan luar diri,
tetapi terkait dengan struktur lain kepribadian yang pada gilirannya menjadi
mediator antara insting Id dengan dunia luar.
b. Ego. Merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali
dibedakan dari Id, seringkali disebut sebagai kepribadian “eksekutif” karena
peranannya dalam menghubungkan energi Id ke dalam saluran sosial yang dapat
dimengerti oleh orang lain.
c. Superego. Merupakan struktur kepribadian yang paling akhir, muncul
kira-kira pada usia limat tahun. Dibandingkan dengan Id dan ego, yang
berkembang secara internal dalam diri individu, superego terbentuk dari
lingkungan eksternal. Jadi superego menunjukkan pola aturan yang dalam derajat
tertentu menghasilkan control diri melalui sistem imbalan dan hukuman yang
terinternalisasi.
Dari uraian
diatas dapat mengkaji aspek tindakan manusia dengan analisa hubungan antara
tindakan dan unsure-unsur manusia. Seringkali misalnya orang senang terhadap
penyimpangan terhadap nilai-nilai masyarakat dapat diidentifikasi bahwa orang
tersebut lebih dikendalikan oleh Id dibandingkan super-egonya. Atau seringkali
ada kelainan yang terjadi pada manusia, misalnya orang yang berparas buruk dan
bertubuh pendek berani tampil ke muka umum, dapat diterangkan dengan mengacu
pada unsur nafsu (kesadaran diri ) yang dimilikinya. Kesemuanya tersebut dapat
digunakan sebagai alat analisa bagi tingkah laku manusia.
Hakekat Manusia :
1. Mahluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.
2. Mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna,
jika dibandingkan denan mahluk lainnya.
3. Mahluk biokultural yaitu mahluk hayati yang budayawi.
4. Mahluk Ciptaan Tuhan yagn terkait dengan
lingkungan, mempunyai kualitas dan martabat
karena kemampuan bekerja dan berkarya.
karena kemampuan bekerja dan berkarya.
2. Pengertian
Tanggung Jawab
Tanggung jawab
menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung segala
sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa Indonesia
adalah kewajiban menanggung, memikul jawab, menaggung segala sesuatunya, atau
memberikan jawab dan menaggung akibat.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tinggkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun tidak
disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran dan
kewajibannya. Seseorang mau bertanggungjawab
karena ada kesadaran atau keinsafan atau pengertian atas segala perbuatan dan
akibatnya dan atas kepentingan pihak lain. Timbulnya tanggungjawab itu karena
manusia itu hidup bermasyarakat dan hidup dalam lingkungan alam.
Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan
manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggungjawab. Apabila ia
tidak mau bertanggungjawab, maka akan ada pihal lain yang memaksa tanggungjawab
itu. Dengan demikian tanggungjawab
itu dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi pihak yang berbuat dan dari
sisi kepentingan pihak lain. Dari sisi pembuat ia harus menyadari akibat
perbuatannya itu, dengan demikian ia sendiri pula yang harus memulihkan ke
dalam keadaan baik. Dari sisi pihak lain, apabila si pembuat tidak mau
bertanggungjawab, pihak lain yang akan memulihkan baik dengan cara individual
maupun dengan cara masyarakat.
Apabila dikaji, tanggungjawab itu adalah kewajiban atau beban yang harus
dipikul atau dipenuhi sebagai akibat dari pebuatan pihak yang berbuat, atau
sebagai akibat dari perbuatan pihak lain, atau sebagai pengabdian pada pihak
lain. Kewajiban atau beban itu ditujukan untuk kebaikan pihak yang berbuat
sendiri atau pihak lain dengan keseimbangan, keserasian keselarasan antara
sesama manusia, antara manusia dan lingkungan, antara manusia dan Tuhan selalu
dipelihara dengan baik. Tanggungjawab itu ciri manusia beradab (berbudaya).
Manusia merasa bertanggungjawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk
perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian
atau pengorbanannya. Untuk memperoleh atau meningkatkan kesadaan bertanggungjawab
perlu ditempuh usaha melalui pendidikan, penyuluhan, keteladanan, dan takwa
terhadap Tuhan.
Seumpamanya posisi kita
sebagai pelajar, tugas kita adalah belajar ketika telah kita mau belajar. Maka
kita telah melaksanakan kewajiban kita sebagai pelajar, berarti pula kita telah
bertanggung jawab terhadap kewajiban kita. Bagaimana kegiatan belajar kita.
Itulah tanggung jawab kita.
Pada hakikatnya manusia adalah
makhluk yang bertanggung jawab. Disebut demikian karena manusia merupakan
makhluk sosial, juga merupakan makhluk Tuhan. Manusia memiliki tuntutan yang
besar untuk bertanggung jawab. Manusia juga memiliki peranan dalam konteks
sosial, individual, maupun teologis.
Tanggung jawab erat kaitannya
dengan kewajiban. Kewajiban adalah sesuatu yang dibebankan terhadap
seeorang. Kewajiban merupakan bandingan terhadap hak, dan dapat juga tidak
mengacu terhadap hak. Maka tanggung jawab dalam hal ini adalah tanggung jawab
terhadap kewajbannya.
Macam-Macam Tanggung Jawab
Sebagai
makhluk sosial, manusia mempunyai tanggungjawab bisa terhadap diri
sendiri khususnya, dan tanggung jawab terhadap orang lain. Berikut ini
macam-macam tanggung jawab manusia sebagai makhluk sosial, individual, maupun
teologis:
1. Tanggung jawab terhadap diri sendiri
Tanggung jawab terhadap diri
sendiri menentukan kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri
dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa
memevahkan masalah-masalah kemanusiaan mengenai dirinya sendiri menurur sifat
dasarnya manusia adalah mahluk bermoral, tetapi manusia juga pribadi. Karena
merupakan seorang pribasi maka manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan
sendiri, berangan-angan sendiri. Sebagai perwujudan dari pendapat, perasaan dan
angan-angan itu manusia berbuat dan bertindak. Dalam hal ini manusia tidak
luput dari kesalahan, kekeliruan, baik yang sengaja maupun yang tidak.
2.
Tanggung jawab kepada keluarga
Masyarakat
kecil adalah keluarga, keluarga adalah bapak, ibu, kakak, adik, suami, istri,
dan orang lain yang menjadi keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung
jawab kepada keluarganya. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga.
Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan dan
kehidupan.
3.
Tanggung jawab kepada masyarakat
Sebagai
makhluk sosial manusia juga merupakan anggota dari masyarakat. Jadi, dalam
berpikir, bertingkah laku, berbicara, sebagainya manusia terikat oleh
masyarakat. Ketika terdapat kesalahan dalam berpikir, berbicara, dan bertingkah
laku sebagai makhluk sosial manusia juga harus mempertanggungjawabkan
perbuatannya kepada masyarakat.
4.
Tanggung jawab kepada Bangsa/Negara
Manusia
adalah salah satu warga negara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat
bertindak, dan bertingkah laku, manusia tidak dapat lepas dari norma-norma dan
aturan-aturan hukum yang ada pada negara tersebut. Manusia tidak dapat berbuat
semaunya sendiri bila perbuatan manusia itu salah. Maka manusia harus mempertanggungjawabkannya
pada negara.
5.
Tanggung jawap kepada Tuhan
Manusia ada
tidak dengan sendirinya. Manusia ada karena diciptakan oleh Tuhan. Dengan
segala perintahnya yang telah diberikan kepada manusia, maka manusia
bebas berpikir, bertindak, bertingkah laku, dan mengembangkan dirinya. Dalam
mengembangkan dirinya, manusia bertingkah laku dan berbuat sudah tentu. Dalam
perbuatannya, manusia banyak melakukan kesalahan baik yang disengaja atau yang
tidak disengaja. Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, manusia harus bertanggung jawab
atas semua perbuatabn yang telah dilakukannya di hadapan Tuhan Yang Maha Esa.
.
Pengertian Pengabdian dan Pengorbanan
Pengabdian adalah perbuatan baik berupa pikiran, pendapat atau pun tenaga
sebagai perwujudan kesetiaan, antara lain kepada rasa cinta, kasih sayang,
hormat, atau suatu ikatan yang semua dilakukan dengan ikhlas. Wujud
tanggungjawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan pegorbanan
adalah perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu sendiri. Pengabdian itu
pada hakekatnya adalah rasa tanggungjawab. Apabila orang bekerja keras sehari penuh untuk mencapai kebutuhan, hal
itu berarti mengabdi keapada keluarga.
Manusia tidak ada dengan sendirinya, tetapi merupakan mahluk ciptaan Tuhan.
Sebagai ciptaan Tuhan manusia wajib mengabdi kepada Tuhan. Pengabdian berarti
penyerahan diri sepenuhnya kepada uhan, dan merupakan perwujudan tanggungjawab
kepad Tuhan. Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti
persembahan, sehingga pengorbanan berarati pemberian untuk menyatakan
kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung
keikhalasan yangtidak menganadung pamrih. Suatu pemberian yang didasarkan atas
kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-mata.
Perbedaan antara pengabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas. Karena
adanya pengabdian tentu ada pengorbanan. Antara sesama kawan sulit dikatakan pengabdian karena kata pengabdian mengandung arti
lebih rendah tingkatannya, tetapi untuk kata pengorbanan dapat juga diterapkan
kepada sesama teman. Pengorbanan merupakan
akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta benda, pikiran dan
perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya. Pengorbanan diserahkan secara
ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan sja
diperlukan. Pengabdian lebih banyak menunjuk pada perbuatan sedangkan
pengorbanan lebih banyak menunjuk pada pemberian sesuatu misalnya berupa
pikiran, perasaan, tenaga, biaya. Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan,
tetapi pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian.
Hakikat
timbulnya pengabdian adalah rasa tanggung jawab. Apabila seseorang bekerja
keras dari pagi sampai sore hari dibeberapa tempat untuk mencari kebutuhan
rumah tangga, berarti mengabdi kepada keluarga karena kasih sayang cinta kepada
keluarga. Pengabdian dibagi menjadi beberapa macam, antara lain sebagai
berikut:
1. Pengabdian
kepada keluarga
Pada
hakekatnya manusia hidup berkeluarga. Hidup keluarga tersebut didasarkan atas
cinta dan kasih sayang. Kasih sayang mengandung serta menyebabkan adanya
pengabdian dan pengorbanan. Apabila kasih sayang tidak disertai pengabdian.
Berarti kasih sayang itu palsu atau semu. Pengabdian kepada keluarga dapat berupa
pengabdian kepada isti atau anak-anakn dan juga pengabdian kepada orang tuanya,
istri mengabdi kepada suami dan anak -anak mengabdi kepada orang tuanya.
2. Pengabdian
kepada masyarakat
Manusia
adalah anggota masyarakat, ia tidak dapat hidup tanpa orang lain, karena setiap
orang saling membutuhkan satusama lain, bila manusia yang hidup di masyarakat
tetapi tidak menganggap orang lain disekitarnya (tidak mau bermasyarakat) maka
ketika dia mempunyai suatu masalah, kesulitan yang luar biasa, maka masyarakat
tidak akan membantunya. Cepat atau lambat, manusia yang demikian akan menyadari
bahwa mereka adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dan pada
akhirnya kembali kepada masyarakat. Demi masyarakat, anggota masyarakat harus
mengabdikan dirinya kepada kepada masyarakat, mempunyai rasa tanggung jawab
terhadap masyarakat, sebab nama baik ia tinggal membawa nama baiknya pula.
3. Pengabdian pada
Negara
Manusia pada
hakekatnya adalah makhluk berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, manusia
sebagai warga negara suatu bangsa harus memiliki tanggung jawab serta kasih
sayang terhadap negaranya. Kasih sayang manusia terhadap negaranya biasanya
berbentuk sebuah pengabdian. Pengabdian bisa berupa perjuangan yang dilakukan
oleh manusia tersebut agar suatu negara terbebas dsri penjajahan dan menuju ke
arah yang lebih maju.
4. Pengabdian
kepada Tuhan
Sebagai
makhluk ciptaan Tuhan, manusia wajib mengabdikan dirinya kepada Tuhan yang
telah menciptakannya. Pengabdian berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada
Tuhan dengan melaksanakan tugasnya sebagai seorang hamba, dan hal tersebut
merupakan perwujudan tanggung jawabnya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Hubungan
Manusia dan Tanggung
Jawab serta Pengabdian
Setiap
manusia harus bertanggung jawab terhadap apa yang diperbuatnya. Setiap manusia
harus berani menanggung resiko dari apa yang dilakukannya. Sesuai dengan
kedudukannya sebagai makhluk individu, makhluk sosial dan makhluk ciptaan Tuhan, tanggung jawab manusia dapat
dibedakan atas tanggung jawab terhadap dirisendiri, terhadap masyarakat, dan
tanggung jawab terhadap Tuhan.
Tuhan telah
menciptakan manusia lengkap dengan segala peralatannya, diberi hidup, akal dan
budi. Semua pemberian itu harus dipelihara. Terhadap hidup, manusia dituntut
tanggung jawabnya disamping menggunakan akal dan budinya itu sebagaimana mestinya,
juga dituntut menanggung resiko akibat dari perbuatan akal budinya.
Sebagai
makhluk sosial manusia juga dibebani tanggung jawab sosial pula. Setiap
angggota masyarakat dituntut untuk bertanggung jawab demi tegaknya peraturan.
Semua periklaku setiap anggota masyarakat harus dapat diterima oleh masyarakat
bersangkutan. Bila ada pelanggaran dia akan mendapatkan hukuman dari masyarakat
bersangkutan.
Tanggung
jawab manusia yang lainnya, tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Manusia diberi tugas oleh Tuhan untuk menjadi khalifah di dunia, untuk mengatur
alam semesta supaya tetap baik, harmonis dan dapat dimanfaatkan. Sehinggga
manusia bertanggung jawab terhadap alam semesta ini untuk dipelihara.
Pada
hakikatnya manusia adalah makhluk yang bertanggung jawab. Disebut demikian
karena manusia merupakan makhluk sosial, juga merupakan makhluk Tuhan. Manusia
memiliki tuntutan yang besar untuk bertanggung jawab. Wujud tanggungjawab juga
berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan pegorbanan adalah perbuatan
baik untuk kepentingan manusia itu sendiri. Pengabdian itu pada hakekatnya
adalah rasa tanggungjawab.
Tanggung Jawab Ilmuwan terhadap Kehidupan Manusia.
Ilmuwan sebagai manusia yang diberi kemampuan merenung
dan menggunakan pikirannya untuk bernalar. Kemampuan berpikir dan bernalar itu
pula yang membuat kita sebagai manusia menemukan berbagai pengetahuan baru.
Pengetahuan baru itu kemudian digunakan untuk mendapatkan manfaat yang
sebesar-besarnya dari lingkungan alam yang tersedia di sekitar kita. Oleh
karena itu tanggung jawab ilmuwan terhadap masa depan kehidupan manusia
diantaranya adalah :
1.Tanggung Jawab Profesional terhadap dirinya sendiri,
sesama ilmuwan dan masyarakat,
yaitu menjamin kebenaran dan keterandalan pernyataan-pernyataan ilmiah yang
dibuatnya secara formal. Agar semua pernyataan ilmiah yang dibuatnya selalu benar
dan memberikan tanggapan apabila ia merasa ada pernyataan ada pernyataan ilmiah
yang dibuat ilmuwan lain yang tidak benar.
yaitu menjamin kebenaran dan keterandalan pernyataan-pernyataan ilmiah yang
dibuatnya secara formal. Agar semua pernyataan ilmiah yang dibuatnya selalu benar
dan memberikan tanggapan apabila ia merasa ada pernyataan ada pernyataan ilmiah
yang dibuat ilmuwan lain yang tidak benar.
2.Tanggung Jawab Sosial, yaitu tanggung jawab ilmuwan
terhadap masyarakat yang
menyangkut asas moral dan etika. Pengalaman dua perang dunia I (terkenal dengan perang
kuman) dan II (terkenal dengan bom atom) telah membuktikan bahwa ilmu digunakan
untuk tujuan-tujuan yang destruktif.
menyangkut asas moral dan etika. Pengalaman dua perang dunia I (terkenal dengan perang
kuman) dan II (terkenal dengan bom atom) telah membuktikan bahwa ilmu digunakan
untuk tujuan-tujuan yang destruktif.
- Sikap Politis Formal Ilmuwan
Jika ilmuwan mempunyai rasa tanggung jawab moral dan
sosial yang formal, maka konsekuensinya ilmuwan harus mempunyai sikap politik
formal. Sebab sikap politik formal merupakan konsisten dengan asas moral
keilmuan serta merupakan pengejawantahan/implementasi dari tanggung jawab
sosial dalam mengambil keputusan politis, dimana keputusan ini bersifat
mengikat (authorative).
Demi pertanggungan jawaban ilmuwan terhadap masa depan
umat manusia, semua dampak negatif sains dan teknologi terus ditangani secara
bersama-sama, bukan saja oleh masyarakat ilmuwan dunia, melainkan juga oleh
pemerintah semua negara, berlandaskan suatu pandangan bahwa manusia di bumi ini
mempunyai tugas untuk mengelolanya dengan sebaik-baiknya. Maka dari itu manusia
juga harus melakukan hal-hal sebagai berikut :
- Mengadakan kerjasama dengan ilmuwan dan ahli teknologi berbagai negara dalam menerapkan pengetahuannya demi kepentingan seluruh umat manusia.
- Perlunya pembangunan yang berorientasi masa depan dan wawasan lingkungan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pada dasarnya Tanggung Jawab dalam konteks pergaulan
manusia adalah suatu keberanian. Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang
berani menanggung resiko atas segala hal yang telah dilakukan atau diperbuat
menjadi tanggung jawabnya. Ia jujur terhadap dirinya dan jujur terhadap orang
lain, adil, bijaksana, tidak pengecut dan mandiri. Dengan rasa tanggung jawab,
orang yang bersangkutan akan selalu berusaha memenuhi kewajibannya melalui
seluruh potensi dirinya. Orang yang bertanggung jawab adalah orang mau
berkorban untuk kepentingan orang lain ataupun orang banyak.
Orang yang bertanggung jawab dapat memperoleh
kebahagiaan, sebab ia dapat menunaikan kewajibannya dengan baik. Kebahagiaan
tersebut dapat dirasakan oleh dirinya sendiri ataupun oleh orang lain/banyak.
Sebaliknya orang yang tidak bertanggung jawab akan menghadapai kesulitan, sebab
ia tidak melaksanakan kewajibannya dengan baik dan tentunya tidak mengikuti
aturan, norma serta nilai-nilai yang berlaku. Selain itu wujud dari tanggung
jawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan pengorbanan adalah
suatu perbuatan yang baik untuk kepentingan manusia itu sendiri
Daftar Pustaka
[5.] Afgani, M.W. Tanggung JawabIlmuwan Terhadap Masa Depan Kehidupan Manusia (Online)