Senin, 18 Januari 2016

uji hipotesis

NAMA                        : RANDY PRASETYO      
KELAS                       : 2IC08
MATKUL                   : STATISTIK TEKNIK


Pengertian Pengujian Hipotesis

Hipotesis berasal dari bahasa Yunani, Hupo  berarti Lemah atau kurang atau di bawah ,Thesis berarti teori, proposisi atau pernyataan yang disajikan sebagai bukti. Sehingga dapat diartikan sebagai Pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan perlu dibuktikan atau dugaan yang sifatnya masih sementara.
Hipotesis juga dapat diartikan sebagai pernyataan keadaan populasi yang akan diuji kebenarannya menggunakan data/informasi yang dikumpulkan melalui sampel, dan dapat dirumuskan berdasarkan teori, dugaan, pengalaman pribadi/orang lain, kesan umum, kesimpulan yang masih sangat sementara.
Hipotesis statistik adalah pernyataan atau dugaan mengenai keadaan populasi yang sifatnya masih sementara atau lemah kebenarannya. Hipotesis statistik dapat berbentuk suatu variabel seperti binomial, poisson, dan normal atau nilai dari suatu parameter, seperti rata-rata, varians, simpangan baku, dan proporsi. Hipotesis statistic harus di uji, karena itu harus berbentuk kuantitas untuk dapat di terima atau di tolak. Hipotesis statistic akan di terima jika hasil pengujian membenarkan pernyataannya dan akan di tolak jika terjadi penyangkalan dari pernyataannya.
Pengujian Hipotesis adalah suatu prosedur yang dilakukan dengan tujuan memutuskan apakah menerima atau menolak hipotesis itu. Dalam pengujian hipotesis, keputusan yang di buat mengandung ketidakpastian, artinya keputusan bias benar atau salah, sehingga menimbulkan risiko. Besar kecilnya risiko dinyatakan dalam bentuk probabilitas. Pengujian hipotesis merupakan bagian terpenting dari statistic inferensi (statistic induktif), karena berdasarkan pengujian tersebut, pembuatan keputusan atau pemecahan persoalan sebagai dasar penelitian lebih lanjut dapat terselesaikan.

Hipotesis Nol (Ho) dirumuskan dengan kalimat negatif). Nilai Hipotesis Nol (Ho) harus menyatHipotesis Nol (Ho) dirumuskan dengan kalimat negatif). Nilai Hipotesis Nol (Ho) harus menyatakan dengan pasti nilai parameter.
 




Dari data penguian hipotesis yang kami ambil adalah pengujian hipotesis dengan beda dua rata rata pada sampel besar dan sampel kecil.
                            Ø   Pengujian Hipotesis Beda Dua Rata-Rata
   a. Sampel besar ( n > 30 )
   Untuk pengujian hipotesis beda dua rata-rata dengan sampel besar (n > 30), uji statistiknya  
   menggunakan distribusi Z. Prosedur pengujian hipotesisnya adalah sebagai berikut.
   1. Formulasi hipotesis
   a. Ho : µ = µo
      H1 : µ > µo
   b. Ho : µ = µo
       H1 : µ < µo
   c. Ho : µ = µo
      H1 : µ ≠ µo
   2. Penentuan nilai α (taraf nyata) dan nilai Z tabel (Zα)
       Mengambil nilai α sesuai soal, kemudian nilai Zα atau Zα/2 ditentukan dari tabel.
   3. Kriteria Pengujian
    a. Untuk Ho : µ1 = µ2 dan H1 : µ1 > µ2
       o  Ho di terima jika Zo ≤ Zα
       o  Ho di tolak jika Zo > Zα
    b. Untuk Ho : µ1 = µ2 dan H1 : µ1 < µ2
       o  Ho di terima jika Zo ≥ - Zα
       o  Ho di tolak jika Zo < - Zα
    c. Untuk Ho : µ1 = µ2 dan H1 : µ1 ≠ µ2
       o  Ho di terima jika -  Zα/2  ≤  Zo ≤ Zα/2 
       o  Ho di tolak jika Zo > Zα/2 atau Zo < - Zα/2 
    4. Uji Statistik
    a. Simpangan baku populasi ( σ ) di ketahui :

 




   b. Simpangan baku populasi ( σ ) tidak di ketahui :





    5. Kesimpulan
        Menyimpulkan tentang penerimaan atau penolakan Ho (sesuai dengan kriteria pengujiannya).
        a)      Jika H0 diterima maka H1 di tolak
        b)      Jika H0 di tolak maka H1 di terima

Contoh Soal :
Seseorang berpendapat bahwa rata-rata jam kerja buruh di daerah A dan B sama dengan alternatif A lebih besar dari pada B. Untuk itu, di ambil sample di kedua daerah, masing-masing 100 dan 70 dengan rata-rata dan simpangan baku 38 dan 9 jam per minggu serta 35 dan 7 jam per minggu. Ujilah pendapat tersebut dengan taraf nyata 5% ! Untuk Varians/ simpangan baku kedua populasi sama besar !
Penyelesaian :
Diketahui :
n1 =  100                   X1  = 38                        s = 9
n2 = 70                      X2  = 35                        s = 7
Jawab:
     a. Formulasi hipotesisnya :
         Ho : µ = µ
         H1 : µ > µ
      b. Taraf nyata dan nilai  tabelnya :
          α       = 5% = 0,05
          Z0,05  = 1,64 (pengujian sisi kanan)
     c. Kriteria pengujian :
 
 






        o   Ho di terima jika Zo ≤  1,64
        o   Ho di tolak jika Zo > 1,64
     
    d. Uji Statistik













e. Kesimpulan
Karena Zo = 2,44 >  Z0,05 =  1,64 maka Ho di tolak. Jadi, rata-rata jam kerja buruh di daerah A dan daerah B adalah tidak sama.

   Sampel kecil ( n ≤ 30 )
 Untuk pengujian hipotesis beda dua rata-rata dengan sampel kecil (n ≤ 30), uji statistiknya                menggunakan distribusi t. Prosedur pengujian hipotesisnya adalah sebagai berikut.
   1. Formulasi hipotesis
   a. Ho : µ = µ2
       H1 : µ > µ2
   b. Ho : µ = µ2
       H1 : µ < µ2
   c. Ho : µ = µ2
      H1 : µ ≠ µ2

  2. Penentuan nilai α (taraf nyata) dan nilai t tabel (tα)
       Mengambil nilai α sesuai soal, kemudian nilai tα atau tα/2ditentukan dari tabel.

   3. Kriteria Pengujian
       a. Untuk Ho : µ1 = µ2 dan H1 : µ1 > µ2
       o  Ho di terima jika to ≤ tα
       o  Ho di tolak jika to > tα
       b. Untuk Ho : µ1 = µ2 dan H1 : µ1 < µ2
       o  Ho di terima jika to ≥  tα
       o  Ho di tolak jika Zo < - tα
       c. Untuk Ho : µ1 = µ2 dan H1 : µ1 ≠ µ2
       o  Ho di terima jika -  tα/2  ≤  to ≤ tα/2  
       o  Ho di tolak jika to > tα/2 atau to < - tα/2  

   4. Uji Statistik   
    
   











    Keterangan :
    d   = rata-rata dari nilai d
    sd  = simpangan baku dari nilai d
    n   = banyaknya pasangan
    db =  n-1

   5. Kesimpulan
       Menyimpulkan tentang penerimaan atau penolakan Ho (sesuai dengan kriteria pengujiannya).
      a)  Jika H0 diterima maka H1 di tolak
      b) Jika H0 di tolak maka H1 di terima

Contoh Soal :
1.Sebuah perusahan mengadakan pelatihan teknik pemasaran. Sampel sebanyak 12 orang dengan metode biasa dan 10 orang dengan terprogram. Pada akhir pelatihan di berikan evaluasi dengan materi yang sama. Kelas pertama mencapai nilai rata-rata 75 dengan simpangan baku 4,5. Ujilah hipotesis kedua metode pelatihan, dengan alternative keduanya tidak sama! Gunakan taraf nyata 10%! Asumsikan kedua populasi menghampiri distribusi normal dengan varians yang sama!
Penyelesaian :
Diketahui :
n1 =  12            X1 = 80                        s = 4
n2 = 10             X2 = 75                        s = 4,5
Jawab:
a. Formulasi hipotesisnya :
    Ho : µ = µ
    H1 : µ ≠ µ
b. Taraf nyata dan nilai  tabelnya :
       α                    = 10% = 0,10
                 = 0,05 
 db       = 12 + 10 – 2 = 20
       t0,05;20   = 1,725
c. Kriteria pengujian :







    
      o  Ho di terima apabila -1,725 ≤ t0  ≤  1,725
      o  Ho di tolak apabila t0 > 1,725 atau t< -1,725
d. Uji Statistik
  
 





e. Kesimpulan
Karena t0 = 2,76 >  t0,05;20 =  1,725 maka Hdi tolak. Jadi, kedua metode yang digunakan dalam pelatihan tidak sama hasilnya.

DAFTAR PUSTAKA

Iqbal, M Hasan. 2002. Pokok-pokok materi statistik 2 (statistik intensif). Jakarta :Bumi Aksara

Sabtu, 14 November 2015

Tugas 2 Dampak kabut asap terhadap kehidupan manusia.

BAB I
PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG

      Upaya Perlindungan hutan dari bencana kebakaran yang menjadi tanggung jawab besar pemerintah,kembali mengalami kegagalan.awalnya pada musim kemarau masyarakat selalu mendapat gangguan dari asap. terutama  di Kalimantan barat akan diliputi asap kabut pekat . Jarak pandang terganggu, aktivitas sosial dan ekonomi juga terganggu. Di laut lepas maupun di sejumlah sungai yang padat transportasi air menjadi sangat rawan kecelakaan. Sejumlah bandara sesekali tutup karena jarak pandang tak mencukupi untuk keselamatan penerbangan.
Padahal penyebabnya salah satunya  yakni Kebakaran hutan. Hal itu dilakukan oleh pemilik hak pengusahaan hutan (HPH) maupun oleh petani tradisional. Motifnya adalah untuk membuka lahan perkebunan baru maupun untuk lahan pertanian baru. Membuka lahan baru dengan membakar adalah cara yang paling hemat dan cepat.
Masyarakat seakan sudah terbiasa  terhadap semua persoalan. Sebagian masyarakat tidak cukup punya kepedulian terhadap dampak kerusakan alam, hilangnya habitat flora dan flauna, maupun punahnya sejumlah spesies tumbuhan maupun binatang. Secara ekonomi juga sangat merugikan karena terganggunya aktivitas sosial dan ekonomi maupun akibat kerusakan alamnya, Dampak yang ditimbulkan dari kabut asap ini sangat besar dan meliputi berbagai aspek kehidupan. Untuk itu perlu dilakukan penanganan yang lebih optimal agar bencana ini tidak terulang dikemudian hari. Oleh karena itu penulis akan mencoba untuk membahas beberapa aspek dari kabut asap yang terjadi selama ini. Agar kita semua dapat memahami atau setidaknya mengetahui apa dan bagaimana sebaiknya kita dalam menghadapi bahaya kabut asap tersebut.

B.  RUMUSAN MASALAH
     1.  Apa saja penyebab dari  kabut asap tersebut?
     2.  Bagaimana proses terjadinya kabut asap ?
     3.  Apa saja dampak dari musibah kabut asap?
     4.  Bagaimana upaya penanggulangan kabut asap?

C. TUJUAN DAN MANFAAT.
    Tujuan yang saya ambil yaitu supaya penulis dapat mengetahui segala aspek - aspek yang terjadi dalam musibah kabut asap serta dapat memahami apa yang terjadi dalam kabut asap tersebut.

   Manfaat yang saya ambil yaitu semoga dalam pengambilan data dari dampak kabut asap ini menjadi suatu pemahaman yang baik  dari segala aspek -aspek dalam dampak kabut asap yang terjadi di indonesia.

BAB II
POKOK PEMBAHASAN

Pengertian Asap Kabut.
Asbut adalah kasus pencemaran udara berat yang bisa terjadi berhari-hari hingga hitungan bulan. Di bawah keadaan cuaca yang menghalang sirkulasi udara, asbut bisa menutupi suatu kawasan dalam waktu yang lama. Perkataan "asbut" adalah singkatan dari "asap" dan "kabut", walaupun pada perkembangan selanjutnya asbut tidak harus memiliki salah satu komponen kabut atau asap. Asbut juga sering dikaitkan dengan pencemaran udara. Asbut sendiri merupakan koloid jenis aerosol padat dan aerosol cair.
1.    Pencemaran Udara

Arsyad ( dalam Egy, dkk, 2010: 20) menyatakan bahwa :
Manusia dalam beraktivitas menghasilkan emisi pencemar yang dilepas ke udara. Semakin meningkat jumlah aktivitas yang dilakukan serta waktu yang dipakai untuk melakukan aktivitas tersebut, maka jumlah emisi pencemar yang dikeluarkan ke udara pun semakin meningkat. Udara sebagai kebutuhan pokok manusia dan makhluk hidup lainnya sangat berbahaya jika sudah tercemar oleh berbagai zat berbahaya. Akibat yang ditimbulkan bermacam-macam mulai dari gangguan pernapasan sampai kanker jika menghirup zat-zat tertentu dalam jangka waktu lama.
 A. Sumber Bergerak , Kegiatan transportasi baik di darat, air maupun udara.
       B. Sumber Tidak Bergerak
                  1.Industri , Jenis zat pencemar utama yang dihasilkan oleh industri adalah PM10 dan  Sox.
                  2. Pembangkitan tenaga listrik,menghasilkan polusi paling besar.
                  3. Kebakaran hutan , Jenis pencemar yang dominan yang dihasilkan yaitu CO.
                 4. Pembakaran sampah , Jenis pencemar yang dihasilkan ketika sampah dibakar, zat pencemar  yang dikeluarkan adalah partikel debu halus  (PM10). Pembakaran sampah plastic menghasilkan dioksin.
             Sumber dalam ruangan  : Kegiatan rumah tangga dan Asap Rokok. Sumber pencemaran  
 alami yaitu: Meletusnya gunung berapi dan Proses pembusukan mahluk hidup 

2.    Kabut Asap dan Kebakaran Hutan
    Kabut asap yang terjadi disebabkan oleh banyak faktor antara lain kebakaran hutan, polusi kendaraan bermotor, pabrik, letusan gunung berapi, pembakaran sampah rumah tangga, yang paling dominan adalah kebakaran hutan. Kebakaran hutan dan lahan yang terdeteksi oleh satelit dinamai Hot Spot (titik panas).
      
 
      3.    Dampak Kabut Asap
·         Kesehatan
    Asap akibat kebakaran hutan telah meningkatkan kasus ISPA, jumlah kasus ISPA di Pontianak meningkat dari 1.286 kasus menjadi 1.928.
·         Ekonomi
   Kabut asap juga dapat mengganggu sektor ekonomi. Jarak pandang yang terbatas menganggu aktivitas penerbangan dan pelayaran.
·         Hubungan Internasional
    Kabut asap yang terjadi akibat kebakaran hutan juga melanda negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Negara-negara tersebut melayangkan protes ke negara kita atas kabut asap yang mereka terima. Jika dibiarkan maka hubungan baik itu bisa terganggu.
·         Pertanian
      Asap tebal mulai mengancam sektor pertanian. Tebalnya kabut asap dikhawatirkan dapat mengganggu produktivitas tanaman padi dan jagung.
·         Sosial Budaya
    Aktivitas sehari sehari yang terganggu akibat kabut asap bisa menyebabkan hubungan sosial menjadi terganggu. Aktivitas anak yang bermain terganggu. Sekolah juga banyak yang diliburkan karena khawatir siswa mereka terkena dampak asap berupa ISPA dan sakit mata

      Penyebab Kebakaran Hutan
 Ada banyak alasan yang dikemukakan. Ani (2003:33) mengungkapkan bahwa , “Ada budaya instan di tengah masyarakat yang serba mau cepat, budaya instan itumenginginkan pembersihan ladang yang serba cepat.”

     4.     Penanggulangan Kabut Asap
             Beberapa langkah penanggulangan kabut asap yang dapat dilakukan antara lain :
·         Komitmen dari pemerintah 
      Masalah kabut asap tak terlepas dari kebakaran hutan yang terjadi merupakan dampak dari izin HPH yang diberikan kepada pengusaha. Aryani (2013:6) mengatakan bahwa. “Pemerintah diharapkan dapat lebih selektif dalam memberikan izin HPH kepada pengusaha. Pengusaha yang diberikan izin diwajibkan untuk tidak membuka lahan dengan membakar hutan.” Jika ada komitmen kuat maka kabut asap akan segara teratasi.
·         Kesadaran masyarakat
                     Masyarakat hendaknya memiliki kesadaran yang kuat untuk tidak membuka lahan pertanian dengan membakar hutan. “Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat ini perlu dilakukan penyuluhan tentang bahaya kebakaran hutan kepada masyarakat. Masyarakat yang membakar hutan hendaknya diingatkan untuk menjaga lahan yang dibakarnya”. (Dendy Sugono, 2004:23) Masyarakat jugadiharapkan melaporkan jika terjadi kebakaran hutan.
·         Pengawasan Bersama
                Pengawasan bersama perlu dilakukan antara pemerintah dengan masyarakat. Perlu bentuk sistem kewaspadaan kebakaran hutan yang selalau siap mengawasi setiap hutan yang terbakar. Pemerintah dapat mengoptimalkan peran polisi kehutanan dalam mengawasi hutan.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

     Bencana kebakaran kabut asap yang terjadi sungguh saangat meresahkan bagi masyarakat sekitar. Bencana kabut asap disebabkan oleh berbagai faktor antara lain kebakaran hutan, asap kendaraan bermotor, polusi pabrik, asap rokok dan lain sebagainya. Dampak yang ditimbulkan dari kabut asap ini sangat luas mulai dari aspek kesehatan, ekonomi, sosial budaya, hubungan internasional dan lain sebagainya. Kandungan yang terdapat pada kabut asap yang berasal dari pembakaran huta sangat berbahaya bagi kesehatan. Karena besarnya dampak yang ditimbulkan tersebut maka perlu langkah yang serius dalam penanganan masalah kabut asap ini. Penanganan bencana kabut asap ini perlu komitmen yang kuat dari semua pihak. Penanganan meliputi aspek kebijakan, kesadaran masyarakat, sistem pengawasan dan dana yang memadai. Sehingga diharapkan dikedian hari bencana ini tidak terulang.

B. SARAN
    
     Saya akan memberikan beberapa saran.adapun saran yang saya dapat berikan yaitu sebagai
     berikut:
     1.  Masyarakat pengguna lahan sebaiknya lebih menjaga kelestarian hutan agar tidak tejadi
          kebakaran yang dapat menyebabkan kabut asap karena sangat menggangu masyarakat.
     2.  Sebagai masyarakat yang akan kesehatan sebaiknya kita memberikan pengertian kepada
          masyarakat dalam menanggulangi dampak kesehatan dari kabut asap ini.
     3.  Pemerintah sebaiknya mengeluarkan kebijakan yang jelas mengenai penanganan kabut
          asap.

Teknologi Informasi dan Multimedia #MULTIMEDIA_APRIL

       Pendahuluan Mengenai Physical Layer        Penjelasan Awal dari sebuah Physical Layer yakni dengan menjelaskan Apa itu Model OS...