Minggu, 12 Maret 2017

TEKNIK PERAWATAN MESIN (MAINTENANCE)

PERAWATAN MESIN (MAINTENANCE) & PERBAIKAN MESIN (REPAIR)

            Perawatan pada suatu industri merupakan salah satu faktor penting untuk mendukung aktivitas produksi yang memiliki daya saing di pasaran. Pengertian dari perawatan yaitu berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang, memperbaikinya hingga kondisi yang dapat diterima.

Menurut,A.K Govil, 1983 ”Perawatan” adalah suatu kombinasi dari setiap tindakan yang di lakukan untuk menjaga barang atau untuk memperbaikinya sampai pada  suatu kondisi yang bisa di terima.

A. Manfaat dari Perawatan antara lain :

1. Agar mesin-mesin industri, bangunan, dan peralatan lainnya selalu siap pakai   secara optimal.
2. Untuk menjamin kelangsungan produksi sehingga dapat membayar kembali  modal yang telah ditanamkan hingga mendapatkan keuntungan yang besar.

Perbaikan (Repair) adalah kegiatan mengganti atau memperbaiki sebagian dari peralatan yang rusak agar dapat beroperasi kembali sesuai fungsi dan kemampuannya seperti keadaan sebelum rusak.

Ada istilah maintenance corrective pada suatu proses maintenance and repair yaitu proses mengganti beberapa komponen yang rusak. Lalu, apa perbedaan maintenance corrective dengan perbaikan? Pada corrective maintenance, ada alat yang diganti. Namun alat yang diganti tersebut sebenarnya masih bisa berfungsi hanya saja performanya sudah mulai menurun. Bedanya dengan repair (perbaikan), alat yang diganti pada proses repair adalah alat yang sudah tidak dapat berfungsi bahkan menghambat kinerja suatu alat.

Tahap Maintenance Dan Repair

1. Diagnosa : Kegiatan yang dilakukan untuk mendeteksi kesalahan
2. Pengukurang/pengujian/troubleshooting
3. Menentukan kerusakan
4. Perbaikan/Perawatan

Departemen Perawatan

Departemen perawatan merupakan departemen yang bertanggungjawab terhadap kegiatan perawatan dan perbaikan sarana yang ada di dalam suatu industri. Beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan departemen perawatan adalah:
1.Jenis pekerjaan
2.Kesinambungan pekerjaan
3.Situasi geografis pabrik
4.Ukuran pabrik
5.Kehandalan tenaga kerja terlatih

Konsep dasar dalam organisasi departemen perawatan antara lain:

 1. Pembatasan wewenang untuk menghindari tumpang tindih kekuasaan
 2. Hubungan vertikal antara atasan dan bawahan yang menyangkut masalah wewenang dan tanggung jawab dibuat sedekat mungkin
 3. Penentuan jumlah pekerja yang ditangani oleh seorang pengawas
 4. Susunan personil dalam organisasi

Prinsip organisasi departemen perawatan antara lain :

1. Perencanaan organisasi yang logis
2. Fasilitas memadai
3Supervisi yang efektif
4. Sistem dan kontrol yang efektif

Klasifikasi Sistem  Maintenance (Perawatan)

Menurut Govil (1983: 103) Tindakan pemeliharaan terhadap mesin proses produksi di bagi dalam dua bentuk yaitu :

1.Pemeliharaan tak terencana.

2. Pemeliharaan terencana.

Pemeliharaan terencana di bagi menjadi dua aktivitas utama yaitu :

1. Pencegahan

2. Korektif

Jenis-jenis Perawatan

Perawatan sarana dalam suatu industri terbagi menjadi 2 kegiatan yaitu kegiatan perawatan dan kegiatan perbaikan. Kegiatan perawatan adalah kegiatan pencegahan kerusakan. Kegiatan perbaikan adalah kegiatan untuk memperbaiki kerusakan. Secara umum, ditinjau dari saat pelaksanaan pekerjaan perawatan, dapat dibagi menjadi dua yaitu perawatan terencana dan perawatan tidak terencana. Pembagian jenis dari perawatan terencana dengan interval waktu yang telah ditentukan  dan perawatan tidak terencana dapat dilihat di gambar berikut :



 A. Perawatan Pencegahan (Preventive Maintenance )

Kegiatan Perawatan ini adalah kegiatan yang di lakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan, dan menemukan kondisi yang dapat menyebabkan sistem mengalami kerusakan pada waktu di gunakan dalam proses produksi,

Kegunaan dari perawatan pencegahan ini antara lain adalah untuk :

1. Menghindari kerusakan yang akan dapat mengakibatkan terhentinya proses produksi.
2. Menghindari turunnya kualitas dan kuantitas hasil produksi sebagai akibat  dari kerusakan komponen yang bersifat kritis.
3. Menghindari terlambatnya out put dari jadwal produksi yang telah di tentukan oleh pihak   
perusahaan.

Selain itu preventive maintenance ini sangat penting karena kegunaanya yang sangat efektif dalam menghadapi fasilitas-fasilitas produksi yang termasuk dalam golongan “critical unit”.

Sebuah fasilitas atau peralatan produksi akan termasuk dalam golongan “Critical Unit” apabila :

1. Kerusakan fasilitas produksi tersebut akan menyebabkan kemacetan seluruh proses produksi.
2. Kerusakan fasilitas produksi ini akan menimbulkan biaya yang cukup besar karena perbaikan yang harus di lakukan dan kerugian produksi yang harus di tanggung oleh perusahaan.
3. Kerusakan fasilitas ini akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas  produk yang di hasilkan.
4. Modal yang di tanamkan dalam fasilitas tersebut atau harga dari fasilitas ini adalah cukup besar atau mahal.
                        
Dalam pelaksanaanya, kegiatan perawatan pencegahan ini dapat di bedakan atas dua macam,yaitu :
 1.Perawatan Rutin (Routine Maintenance)
   yaitu kegiatan perawatan yang di lakukan secara rutin,misalnya setiap hari. Sebagai contoh adalah 

a.kegiatan pembersihan mesin dan peralatan,
b.pemberian minyak pelumas,
c.pengecekan bahan bakar, dan sebagainya.

2. Perawatan berkala (periodic Maintenance)
    yaitu kegiatan perawatan yang di lakukan secara berkala (periodic) atau dalam jangka waktu tertentu, misalnya setiap satu minggu sekali, lalu meningkat satu bulan sekali, dan akhirnya setiap setahun sekali. Perawatan berkala ini dapat pula di lakukan dengan memakai lamanya jam kerja mesin.

3. Perawatan Perbaikan (Corretive Maintenance )
   Kegiatan perawatan merupakan kegiatan yang di lakukan setelah sistem mengalami kerusakan atau dengan kata lain sistem tersebut sudah tidak dapat berfungsi dengan baik. Kegiatan perawatan ini juga sering di sebut sebagai kegiatan reparasi (repair maintenance), yang biasanya terjadi karena kegiatan perawatan pencegahan tidak di lakukan sama sekali ataupun karena kegiatan perawatan pencegahan telah di lakukan namun pada suatu waktu tertentu fasilitas produksi tersebut tetap rusak.

Istilah-istilah Maintenance

1.Avalabality
Adalah Perioda waktu dimana alat/fasilitas dalam keadaan siap untuk dipakai/dioperasikan.

2. Downtime
Adalah Perioda waktu dimana alat/fasilitas dalam keadaan tidak dapat dipakai/dioperasikan.

3. Breakdown
Adalah aktivitas maintenance (pemeliharaan) yang dilakukan sebagai reaksi atau tindakan segera yang menduduki prioritas utama untuk mengembalikan kondisi peralatan atau mesin pada kondisi atau keadaan normal setelah mengalami kegagalan fungsi yang mengakibatkan peralatan tersebut berhenti beroperasi.

4. Overhaul
Adalah Pemeriksaan dan perbaikan secara menyeluruh thdap suatu fasilitas atau sebagian dari fasilitas shgg mencpai standard yang di terima.

5. Perhitungan Efisiensi Mesin
Adalah ukuran menyeluruh yang mengidentifikasikan tingkat produktifitas mesin dan kinerja secara teori.Bertujuan untuk mengetahui area mana yang perlu untuk ditingkatkan produktivitas maupun efisiensi mesin dan dapat juga menunjukan area bottleneck yang terdapat di lintasan produksi.

6. Maintainability
Adalah probabilitas pada kegagalan suatu item untuk dikembalikan kepada kondisi awal operasional.

7.Reliability
Adalah probabilitas suatu item untuk bekerja secara normal untuk jangka waktu operasional.

8. Mission time
Adalah waktu operasional suatu item.

9. Logistictime
Adalah Sebagian waktu downtime yang digunakan untuk menunggu spare part

10. Failure
Adalah ketidakmampuan suatu item untuk beroperasi.

11. Serviceability
Adalah Tingkat kemudahan atau kesulitan pada item yang dapat dikembalikan ke kondisi kerjanya.

12. Redundancy
Adalah keberadaan lebih dari satu alat untuk mencapai satu fungsi yang ditentukan.

13. Failure Mode
Adalah keadaan abnormal dari kinerja suatu item yang menjadi pertimbangan pada item tersebut karena menyebabkan kegagalan.

14. Useful life
Adalah Jarak waktu suatu item beroperasi dan berproduksi.

15. Corrective Maintenance
 Adalah maintenance yang tidak terjadwal untuk mengembalikan pada peforma semula.

16. Continuous task
Adalah Sebuah kegiatan yang mlibatkan monitoring terhadap suatu item.

17. Active repair time
Adalah periode saat downtime saat manpower bekerja memperbaiki suatu item.

18. Inspection
Adalah observasi secara kualitatif dari kondisi item.

Selain istilah-istilah tersebut, terdapat istilah lain yaitu 6 big losses. 6 big losses adalah 6 kerugian yang menyebabkan rendahnya produktivitas peralatan. 6 kerugian tersebut antara lain:
1. Kerugian karena kerusakan (breakdown), Kerusakan peralatan  menyebabkan waktu terbuang sia-sia yang mengakibatkan kerugian bagi perusahaan akibat berkurangnya volume produksi atau kerugian  material akibat produk yang dihasilkan cacat

2. Kerugian karena pemasangan dan penyetelan (setup and adjustment losses), Kerugian karena pemasangan dan penyetelan adalah semua waktu pemasangan dan waktu penyesuaian yang dibutuhkan untuk kegiatan-kegiatan mengganti jenis produk ke ke jenis produk berikutnya untuk produksi selanjutnya. Dengan kata lain, total kebutuhan mesin tidak berproduksi guna mengganti peralatan.

3. Kerugian karena operasi berhenti (small stop), Kerugian karena mesin  beroperasi tanpa beban maupun karena berhenti sesaat muncul jika factor eksternal mengakibatkan mesin atau peralatan berhenti berulang-ulang atau  beroperasi tanpa menghasilkan produk.

4. Kerugian karena penurunan kecepatan operasi (reduced speed), Menurunnya produksi timbul jika kecepatan operasi actual lebih kecil dari kecepatan mesin yang telah dirancang beroperasi dalam kecepatan normal.

5. Kerugian karena produk cacat (process defect losses), Produk cacat yang dihasilkan akan mengakibatkan kerugian material, mengurangi jumlah produksi, limbah produksi meningkatkan dan peningkatan biaya untuk pengerjaan ulang. Kerugian akibat pengerjaan ulang termasuk biaya tenaga  kerja dan waktu yang dibutuhkan untuk berproduksi kembali.

6. Kerugian pada awal produksi (reduced yield losses), Kerugian ini timbul selama waktu yang dibutuhkan oleh mesin atau peralatan untuk menghasilkan produk baru dengan kualitas produk yang diharapkan. Kerugian yang timbul bergantung pada faktor seperti kondisi operasi yang tidak stabil, tidak tepatnya penanganan dan pemasangan peralatan ataupun operator tidak mengerti dengan kegiatan produksi yang dilakukan.

Keuntungan adanya Departement MR dibandingkan kontraktor dari luar

     Adapula keuntungan yang didapat dengan adanya Departement MR ini, yaitu :
    1.Kerugian waktu operasi / produksi dapat diperkecil
       Dengan adanya maintenance secara berkala dari bagian department MR ini, tentunya kerugian dalam hal operasi / produksi dapat diperkecil karena pengendalian dari bagian department MR ini.
    2. Biaya perbaikan mesin yang mahal bisa dikurangi
        Dengan adanya department MR ini, segala macam biaya dari perbaikan mesin bisa dikurangi karena pengawasan dari department MR ini yang langsung bekerja sama dengan department yang lainnya didalam sebuah perusahaan.
     3. Mesin bisa diawasi secara berkala
     Dikarenakan adanya department MR ini, mesin-mesin yang ada didalam perusahaan dapat di control / diawasi secara langsung oleh anggota dari bagian department MR ini.
    4. Menghemat biaya operasional perusahaan
      Dengan adanya department MR yang dibentuk sendiri oleh perusahaan, maka perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk menyewa sebuah department maintenance dari luar.



DAFTAR PUSTAKA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Teknologi Informasi dan Multimedia #MULTIMEDIA_APRIL

       Pendahuluan Mengenai Physical Layer        Penjelasan Awal dari sebuah Physical Layer yakni dengan menjelaskan Apa itu Model OS...