BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Harapan berasal dari kata harap yaitu keinginan supaya sesuatu terjadi atau sesuatu terjadi atau suatu yang belum terwujud. Kata orang manusia tanpa harapan adalah manusia yang mati sebelum waktu-nya. Bisa jadi, karena harapan adalah sesuatu yang hendak kita raih dan terpampang dimuka. Hampir sama dengan visi walau dalam spektrum sederhana, harapan merupakan cip-taan yang kita buat sebagai sesuatu yang hendak kita raih. Jadi hidup tanpa harapan adalah hidup tanpa visi dan tujuan.
Maka bila manusia yang hidup tanpa harapan pada hakekatnya dia sudah mati. Harapan bukanlah sesuatu yang terucap dimulut saja tetapi juga berangkat dari usaha. Dia adalah ke-cenderungan batin untuk membuat sebuah rencana aksi, peristiwa, atau sesuatu menjadi lebih bagus. Sederhananya, harapan membuat kita berpikir untuk melakukan sesuatu yang lebih baik untuk meraih sesuatu yang lebih baik.
Harapan dan rasa optimis juga memberikan kita kekuatan untuk melawan setiap hambatan. Seolah kita selalu mendapatkan jalam keluar untuk setiap masalah. Seolah kita punya kekuatan yang lebih untuk siap menghadapi resiko. Ini kita sebut sebagai perlawanan. Orang yang hidup tanpa optimisme dan cenderung pasrah pada realita maka dia cenderung untuk bersikap pasif, Oleh karena itu dalam makalah ini kita dapat mengetahui lebih dalam tentang manusia dan harapan
Harapan berasal dari kata harap yaitu keinginan supaya sesuatu terjadi atau sesuatu terjadi atau suatu yang belum terwujud. Kata orang manusia tanpa harapan adalah manusia yang mati sebelum waktu-nya. Bisa jadi, karena harapan adalah sesuatu yang hendak kita raih dan terpampang dimuka. Hampir sama dengan visi walau dalam spektrum sederhana, harapan merupakan cip-taan yang kita buat sebagai sesuatu yang hendak kita raih. Jadi hidup tanpa harapan adalah hidup tanpa visi dan tujuan.
Maka bila manusia yang hidup tanpa harapan pada hakekatnya dia sudah mati. Harapan bukanlah sesuatu yang terucap dimulut saja tetapi juga berangkat dari usaha. Dia adalah ke-cenderungan batin untuk membuat sebuah rencana aksi, peristiwa, atau sesuatu menjadi lebih bagus. Sederhananya, harapan membuat kita berpikir untuk melakukan sesuatu yang lebih baik untuk meraih sesuatu yang lebih baik.
Harapan dan rasa optimis juga memberikan kita kekuatan untuk melawan setiap hambatan. Seolah kita selalu mendapatkan jalam keluar untuk setiap masalah. Seolah kita punya kekuatan yang lebih untuk siap menghadapi resiko. Ini kita sebut sebagai perlawanan. Orang yang hidup tanpa optimisme dan cenderung pasrah pada realita maka dia cenderung untuk bersikap pasif, Oleh karena itu dalam makalah ini kita dapat mengetahui lebih dalam tentang manusia dan harapan
B.
RUMUSAN PEMBAHASAN
Berdasarkan pembatasan masalah diatas,
kami merangkum beberapa rumusan masalah
yang diangkat antara lain :
yang diangkat antara lain :
1.
Pengertian harapan atau asa
2. Pengertian harapan dan cita cita
3. Mengapa setiap orang harus memiliki
harapan
4. 3 Faktor Penting Dalam Membangun Kepercayaan
5. Nilai
– Nilai Budaya Sebagai Tolak Ukur Harapan
C.
TUJUAN PENULISAN
Penulisan makalah mengenai manusia dan tanggungjawab ini mempunyai tujuan antara
lain :
1. Mengetahui dan memahami makna harapan.
2. Mengetahui dan memahami makna harapan dari sumber kehidupan.
3. Mengetahui dan memahami makna kepercayaan.
4. Mengetahui dan memahami makna manusia dan harapan
5. Memahami makna nilai-nilai budaya sebagai tolak ukur
Penulisan makalah mengenai manusia dan tanggungjawab ini mempunyai tujuan antara
lain :
1. Mengetahui dan memahami makna harapan.
2. Mengetahui dan memahami makna harapan dari sumber kehidupan.
3. Mengetahui dan memahami makna kepercayaan.
4. Mengetahui dan memahami makna manusia dan harapan
5. Memahami makna nilai-nilai budaya sebagai tolak ukur
BAB II
PEMBAHASAN
Harapan atau asa adalah
bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau
suatu kejadian akan bebuah kebaikan di waktu yang akan datang. Pada
umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan
terkadang, dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun ada kalanya
harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak
orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berdoa atau berusaha.
Beberapa pendapat menyatakan bahwa
esensi harapan berbeda dengan "berpikir positif" yang merupakan salah
satu cara terapi/
proses sistematis dalam psikologi untuk menangkal "pikiran negatif"
atau "berpikir pesimis".
Kalimat lain "harapan
palsu" adalah kondisi dimana harapan dianggap tidak memiliki dasar kuat
atau berdasarkan khayalan serta kesempatan
harapan tersebut menjadi nyata sangatlah kecil.
Pengertian :
Harapan
adalah sesuatu yang ingin diraih. Harapan adalah keinginan. Harapan adalah
cita-cita. Harapan adalah kenyataan yang akan terjadi pada waktu yang akan
datang. Karena itu, kesuksesan di masa depan bermula dari angan-angan saat ini.
Sebagai manusia normal seperti yang lainnya, aku pun mempunyai keinginan atau
harapan untuk bisa dicapai, dinikmati, didengar, dirasakan dan disyukuri.
Seperti yang kutulis di muka, aku menyadari bahwa aku hanya bisa berusaha,
hanya bisa berangan-angan. Hasilnya atau keputusannya hanyalah Allah yang
menentukan. Apa yang kutulis dibawah ini bukanlah nazarku. Tetapi, Sekali lagi
hanyalah keinginan. Aku akan bersyukur ketika terkabul, Bersabar dan menerima
ketika tak terkabul.
- contoh
harapan :
Saya sangat setuju jika harapan itu selalu ada
disamping kita, dimana ada harapan disitulah jalan yang akan kita lewati.
Harapan dapat diartikan sebagai keinginan untuk masa depan, karena harapan kita
akan menentukan bagaimana masa depan kita nantinya. Sebagai contoh adalah
tentang bagaimana sesosok orang tua mengharapkan anaknya sukses dimasa depan, dengan
harapan seperti itu anak akan menerima tanggung jawab yaitu untuk sukses di
masa depan, dikutip dari sebuah film “Kamu menggenggam kebahagiaan
orang lain ditanganmu”. Bahagia orang tua adalah
bahagia untuk kita nantinya, tentunya dalam arti sesuatu yang positif.
Harapan kita mungkin akan tergantung pada orang lain atau tergantung pada
pribadi masing masing. Seperti contoh pada harapan orang tua kepada anaknya, si
anak pun akan memiliki harapan untuk sukses, kemudian si anak akan mengusahakan
bagaimana caranya sukses. seorang anak yang mengharapkan sukses adalah harapan
seorang anak dan sukses itu sendiri adalah harapan orang tua dan pribadi masing
masing.
Pada artikel
ini saya akan menuliskan harapan harapan, baik untuk saya pribadi maupun untuk
masa depan setiap pembaca nantinya. Sesuai dengan contoh yang saya berikan
harapan saya tidaklah hanya untuk saya pribadi, namun mungkin orang lain
membutuhkan saya untuk sebuah harapan orang tersebut atau saya yang berharap
terhadap orang lain.
1. Membangun pribadi yang saling menghargai
dan menghormati satu sama lain.
Saya
mengharapkan hal seperti ini karena saya mungkin belum bisa sepenuhnya
menghormati atau menghargai orang lain, dan mungkin saya pribadi juga butuh
untuk dihargai dan dihormati orang lain. Kadang saya berfikir, apakah yang
sedang saya impikan itu diimpikan juga oleh orang lain, namun semua itu tidak
akan ada jawabannya. Tetapi kita bisa melihat reaksi dari setiap orang yang
mungkin memiliki impian yang sama. Sebagai contoh ketika ada dihalte/ruang
tunggu, saya berharap orang di sebelah saya untuk tidak merokok dan mungkin
orang orang disekitar pun tidak menginginkan asap rokok mengganggunya, sesaat
kita berfikiran untuk menegur namun mungkin ada pribadi yang sungkan untuk
menegurnya, tapi kemudian bebereapa orang ada yang berani untuk menegur perokok
tersebut, dan kemudian perokokpun akan menyadari, dalam contoh ini perokok
adalah orang yang tidak bisa menghormati lingkungan sekitar, namun kita
mempunyai harapan pada perokok itu untuk dapat menghormati lingkungan sekitar
sampai akhirnya ada tindakan yang dilakukan berupa teguran sebagai tindakan
kita untuk mengusahakan harapan kita tercapai.
2. Membangun
lingkungan yang aman
Belakangan
saya sering mendengar tentang maraknya kejahatan di lingkungan kampus atau
masyarakat umum. Saya memiliki harapan pada setiap orang untuk saling menjaga
satu sama lain demi terciptanya keamanan bersama. Beberapa orang mungkin acuh
untuk menanggapi hal ini namun jika kita acuh dan tidak ada rasa ingin aman
bagaimana nanti lingkungan kita dapat merasa nyaman dengan kita. Kita saling
menjaga satu dengan yang lainnya untuk membentuk sebuah lingkungan yang aman
dan tertib. Jika ada seseorang yang merasakan ketidaknyamanan di lingkungan
maka akan terbentuk ketidak serasian antara individu dengan individu lain.
Seperti yang saya kutip dari sebuah film bahwa “Kamu menggenggam
kebahagiaan orang lain ditanganmu” maka apa salahnya kita membuat
kenyamanan orang lain terlebih dahulu dengan harapan orang lain akan membuat
kenyamanan yang sama, jika setiap orang berpendapat seperti itu maka tidak ada
alasan lingkungan menjadi tidak nyaman.
Mungkin ada
beberapa orang yang memiliki harapan yang sama akan sesuatu hal yang diharapkan
orang lain, sebelum itu maka setiap pribadi masing masing harus menanamkan
sebuah harapan pada diri pribadi sebelum diharapkan oleh orang lain.
Mengapa setiap orang harus memiliki
harapan.
Harapan
adalah sebuah kata yang dapat langsung membangkitkan perasaan yang mendalam
bagi siapapun yang mendengar ataupun membicarakannya. Ada banyak definisi dari
harapan. Entah yang dihubungkan dengan kepercayaan diri maupun dapat berarti
landasan untuk melakukan perubahan demi suatu perbaikan bagi pribadi dan
sosial.
Jawaban sederhana dari pertanyaan di atas adalah
karena harapan memiliki posisi yang sangat penting dalam setiap area kehidupan
kita untuk menentukan masa depan kita. Ingatlah bahwa Anda tidak bisa maju
dalam karir Anda tanpa harapan. Anda tidak dapat membangun suatu hubungan tanpa
harapan untuk memenuhinya. Anda tidak dapat menemukan tujuan Anda dalam hidup
tanpa harapan. Anda tidak akan pernah mencapai potensi penuh Anda tanpa
harapan.
Harapan
adalah Sumber Kehidupan
Tanpa
harapan, kita akan dengan mudah menyerah dan memohon kematian lebih cepat dari
seharusnya. Bukti mengesankan ini tidak hanya terjadi dalam fenomena manusia
saja tetapi juga pada hewan. Sebuah penelitian menyatakan bahwa ketika hewan
ditempatkan dalam situasi yang tidak menyenangkan atau menyakitkan, dan tidak
diberi kesempatan untuk melarikan diri, pada akhirnya mereka akan mati secara
perlahan karena kehilangan harapan untuk hidup dalam situasi tersebut. Namun
pada kasus yang berbeda, jika hewan-hewan itu berada pada situasi tak berdaya,
kemudian mereka diberi beberapa waktu untuk mengetahui bahwa ada upaya untuk
membebaskan diri dari situasi yang berbahaya itu, maka hewan-hewan itu akan
hidup lebih lama dan terus berusaha melepaskan diri dari situasi tidak
menyenangkan itu.
Ketika seorang pasien divonis bahwa hidupnya
tinggal beberapa bulan lagi, lalu ia menyerahkan semuanya termasuk harapan
untuk mendapatkan kembali kesehatannya, maka persentase tingkat kehidupannya
akan berkurang dari beberapa minggu. Namun lain halnya ketika ia memiliki
harapan dan motivasi untuk terus hidup, maka ia dapat bertahan melebihi batas
waktu kehidupan yang diberikan. Mengapa bisa terjadi demikian? Pada dasarnya
orang-orang yang tidak memiliki keinginan untuk hidup lebih lama, akan memiliki
peluang hidup yang sangat rendah, untuk mengalahkan ketakutan mereka. Mereka
akan kehilangan kepercayaan diri. Siapapun yang menganggap tidak ada kesempatan
untuk melarikan diri dari situasi yang sulit, akan membuat mereka menyerah
kalah sebelum berperang. Mereka mati bukan karena tidak ada jalan keluar tetapi
mati karena rasa putus asa.
Ada sebuah kisah nyata tentang seorang pria yang
terjebak dalam sebuah pendingin ruangan di perusahaan tempat ia bekerja. Dengan
hanya mengenakan kaos tipis pada saat itu, dia mencoba untuk menggedor-gedor
pintu dengan harapan rekan-rekan kerja yang lain mendengarnya. Tetapi karena
hari telah malam dan jam kerja telah usai, hanya ia sendirian di sana. Berbagai
macam kemungkinan muncul di dalam pikiran pria itu, bagaimana ia mati dan
ditemukan oleh rekan kerjanya keesokan pagi atau mungkin beberapa hari kemudian
jika kantor libur esoknya. Pada dasarnya ia telah berhenti berharap dan pada
saat itu ia merasakan kedinginan yang sangat kuat. Keesokan paginya rekan-rekan
kerjanya menemukan dia mati membeku. Yang paling mengherankan adalah dia mati
karena kedinginan dengan suhu normal ruangan dengan pintu tidak terkunci sama
sekali. Dia meninggal karena keyakinannya bahwa ia tidak punya peluang untuk hidup.
Dia putus asa dan karena itu ia mati.
Sesungguhnya mesin penggerak manusia adalah harapan.
Hanya orang yang memiliki harapan yang mampu bertahan hidup dalam ujian yang
ringan maupun berat. Hanya pemburu harta karun yang memiliki harapan menemukan
sesuatu yang ia cari, akan menemukan harta karun itu. Hanya orang-orang yang
memiliki harapan untuk perdamaian dan percaya bahwa mereka bisa menyumbangkan
sesuatu untuk itu, akan menciptakan ketentraman. Hanya penjual yang memiliki
harapan bahwa ia akan menemukan pelanggan untuk produknya, berhasil menjual
produk-produknya. Hanya atlet yang memiliki harapan, yang akan menang untuk
mendukung semua upaya latihannya selama ini. Hanya dia yang percaya bahwa ada
solusi untuk masalah, yang akan mengambil upaya untuk menemukan solusi itu.
Tanpa harapan, tidak akan ada kemajuan, kelangsungan hidup dan masa depan.
Optimislah
Dengan rasa
optimis, rasa percaya diri, dan penuh harapan, membuat kita dapat menuai lebih
banyak sisi positif daripada orang-orang yang hanya bersikap pesimis atau
menertawakan harapan kita. Mimpi, harapan, dan visi akan memotivasi kita untuk
menunjukkan pada orang-orang tersebut bahwa sesuatu yang tidak mungkin dapat
menjadi mungkin.
Optimisme akan menegaskan harapan bahwa hal-hal
berkembang sesuai dengan keinginan mereka. Mereka yakin bahwa mereka akan
menemukan solusi untuk masalah-masalah yang mungkin timbul. Dan karena mereka
percaya bahwa ada solusi untuk masalah yang muncul, maka solusi itu pun
ditemukan.
Sedangkan pesimisme adalah bagian dari ketidakpercayaan
diri untuk menemukan solusi untuk masalah mereka. Tentu saja pada awalnya tidak
ada sikap pesimis. Tetapi dengan berjalannya waktu, sikap ini muncul akibat
adanya pikiran dan keyakinan bahwa mustahil mencari sesuatu dari hal yang
diyakini tidak ada. Artinya mereka tidak memiliki harapan.
Jangan takut untuk bermimpi tentang masa depan yang
lebih baik. Jika Anda berhenti bermimpi, kita telah kehilangan semua harapan.
Berpikir positif dan bermimpilah, karena benih untuk kehidupan yang lebih baik
adalah dengan menanam. Sampai muncul benih dan berbuah, hal itu hanya
membutuhkan waktu yang agak lama saja. Harapan selalu ada di setiap situasi
apapun. Tidak pernah ada situasi yang tidak menawarkan harapan. Yang perlu kita
lakukan adalah tidak putus asa.
Nilai – Nilai Budaya Sebagai
Tolak Ukur Harapan
Dalam hasil budaya yang berupa sastra, dapat dihayati adanya kandungan nilai budaya yang dibawa penulisnya sebagai gagasan utama. Dalam sastra jawa misalnya antara lain terdapat nilai budaya meliputi:
a. nilai kejuangan dan semangat pengorbanan,
yaitu nilai perjuangan sebagai tolak ukur dan diharapkan dimiliki masyarakat, seperti kesetiaan, kesungguhan, kedisiplinan,dll
b. nilai kerumahtanggaan
yaitu nilai yang diharapkan berkembang dalam etiap keluarga.
c. Nilai kemandirian kaum wanita
yaitu, Nilai yang diharapkan dapat dimiliki setiap wanita.
Dalam hasil budaya yang berupa sastra, dapat dihayati adanya kandungan nilai budaya yang dibawa penulisnya sebagai gagasan utama. Dalam sastra jawa misalnya antara lain terdapat nilai budaya meliputi:
a. nilai kejuangan dan semangat pengorbanan,
yaitu nilai perjuangan sebagai tolak ukur dan diharapkan dimiliki masyarakat, seperti kesetiaan, kesungguhan, kedisiplinan,dll
b. nilai kerumahtanggaan
yaitu nilai yang diharapkan berkembang dalam etiap keluarga.
c. Nilai kemandirian kaum wanita
yaitu, Nilai yang diharapkan dapat dimiliki setiap wanita.
Bicara
kepercayaan, setiap orang memaknai dan mendefinisikan kepercayaan berbeda-beda.
Secara pribadi, definisi kepercayaan adalah adalah keyakinan bahwa orang lain
tempat kita bergantung akan memenuhi harapan-harapan kita.
Adalagi yang
berpendapat bahwa kepercayaan adalah kemauan seseorang untuk bertumpu pada
orang lain dimana kita memiliki keyakinan padanya. Kepercayaan merupakan
kondisi mental yang didasarkan oleh situasi seseorang dan konteks sosialnya.
Ketika seseorang mengambil suatu keputusan, ia akan lebih memilih keputusan
berdasarkan pilihan dari orang- orang yang lebih dapat ia percaya dari pada
yang kurang dipercayai (Moorman, 1993).
Lain lagi
menurut Rousseau et al (1998), kepercayaan adalah wilayah psikologis yang
merupakan perhatian untuk menerima apa adanya berdasarkan harapan terhadap
perilaku yang baik dari orang lain. Kepercayaan konsumen didefinisikan sebagai
kesediaan satu pihak untuk menerima resiko dari tindakan pihak lain berdasarkan
harapan bahwa pihak lain akan melakukan tindakan penting untuk pihak yang
mempercayainya, terlepas dari kemampuan untuk mengawasi dan mengendalikan
tindakan pihak yang dipercaya (Mayer et al, 1995).
Dalam dunia
bisnis maupun dalam hidup bermasyarakat dalam berinteraksi kepercayaan adalah
sesuatu hal yang sangat mahal nilainya dan untuk mendapatkannya pun perlu
perjuangan apalagi mempertahankan yang namanya kepercayaan.
Ketika
seseorang dipercaya di lingkungan kerja, di dunia bisnis maupun di lingkungan
masyarakat, maka banyak hal akan berjalan dengan baik dan mudah, namun
sebaliknya ketika rasa percaya itu hilang maka secara perlahan kesulitan akan
hadir. Seorang pengusaha misalnya, ketika rekan bisnisnya tak lagi menaruh
kepercayaan, maka satu persatu rekan atau kolega bisnisnya akan
meninggalkannya, demikian pula dalam sebuah persahabatan.
Begitu
demikian luhurnya arti sebuah kepercayaan, sehingga butuh waktu untuk membangun
dan mempertahankannya Kepercayaan tidak datang dengan tiba-tiba, dia harus
dibangun, dan dipertahankan untuk selama-lamanya. Ada beberapa orang yang bisa
membangun tetapi kurang pandai dalam mempertahankan. Elemen-elemen atau faktor
apa sajakah yang harus diperhatikan dalam membangun dan mempertahankan sebuah
kepercayaan.
Tiga elemen
atau faktor penting yang perlu dilakukan untuk membangun serta mempertahankan
kepercayaan, diantaranya adalah :
1. Kredibilitas
Mengapa kredibilitas…? Karena kredibilitas
merupakan hal sangat penting untuk diperhatikan. Semakin bagus kualitas dan
kapabilitas seseorang, atau bisnis yang sesuai dengan bidangnya akan semakin
kredibel dimata konsumen.
Untuk
mewujudkan kredibilitas seseorang pun perlu waktu yang tidak singkat dan butuh
proses mengenal diri kita. Mungkin hal ini tidak sejalan dengan ungkapan
“Jangan melihat buku dari sampulnya atau jangan menilai orang dari
penampilannya” tetapi dalam hal bisnis kesan pertama sangat membangun
kredibilitas dan kepercayaan konsumen. Penampilan saja memang tidak cukup untuk
menilai atau mengukur kredibilitas seseorang. Karena lamanya waktu yang
dibutuhkan itulah maka disini perananan kredibilitas menjadi menjadi learning
poin.
2. Kedekatan
Kedekatan merupakan faktor kedua yang
sangat penting dalam membangun kepercayaan, seseorang memiliki kredibilitas
tetapi tidak punya kedekatan dan tidak mampu untuk berkomunikasi dengan baik,
maka kepercayaan pun sulit di wujudkan. Contoh kecil misalnya, kita sedang
butuh seorang guru les matematika untuk adik kita, lalu kita diperkenalkan
dengan seorang guru les matematika yang memiliki kredibilitas. Kemudian kita
pun berusaha untuk menghubungi dia via ponsel tetapi tak pernah ada jawaban,
sementara waktu semakin bergulir dan semakin dekat. Dengan awal yang sulit
seperti itu akankah kita bisa percaya kepada seorang guru les yang
direkomendasikan teman kita…? Lalu bagaimana misalnya dia akan memberikan kita
kepercayaan atas progress pelajaran yang telah diberikan. Disinilah arti
pentingnya sebuah kedekatan. Kredibilitas akan menjadi sangat tidak berarti
jika tidak di imbangi dengan kedekatan.
3. Reliabilitas atau keandalan
Reliabilitas merupakan pembuktian apakah
seseorang bisa memenuhi hal-hal yang diharapkan oleh relasi, sahabat atau orang
sekitar. Atau apakah penjual bisa memenuhi hal-hal yang diharapkan dari para konsumennya.
Dari ketiga elemen, reliabilitas ini faktor yang terpenting dalam membangun
apalagi mempertahankan kepercayaan.
Kita bisa
saja salah menilai orang dalam kredibilitas dan kedekatan karena hanya berdasar
pada penilaian sesaat, tapi kita tidak akan salah menilai orang berdasarkan
reliabilitas atau kehandalannya.Kelemahan dari reliabilitas ini butuh proses
dan waktu untuk menampakkan diri, sedangkan kita dalam menilai seseorang
terkadang memerlukan waktu yang cepat.
Untuk
membuktikan reliabel atau tidaknya seseorang kita perlu membuktikan janji, atau
dalam bisnis apa yang disampaikan pada kesepakatan apakah terbukti atau tidak.
Oleh karena itu, dalam bisnis ada hal-hal yang bisa diperhitungkan yang
kemudian perhitungan itu mendasari pada keputusan yang akan diambil.
Perhitungan bisa berupa target bisnis atau progress yang akan dilalui atau
adanya indikator kemajuan atau kemunduran bisnis.
Dalam berbisnis, bersahabat maupun dalam lingkungan
masyarakat,kepercayaan bisa jadi sebagai modal utama. Apapun
bisnisnya, siapapun sahabat kita pasti membutuhkan yang namanya kepercayaan.
Karena sekali saja kita kehilangan keperayaan maka untuk mendapatkannya kembali
butuh waktu yang sangat lama dan tidak mudah. Sesuai dengan tulisan yang ada di
atas ini, arti dari kepercayaan itu adalah kemauan seseorang atau sekelompok
orang untuk mau memberi keyakinan pada seseorang yang ditujunya.
Daftar Pustaka
[1.] http://id.wikipedia.org/wiki/Harapan
[4.] Tri
Prasetya, Drs. Joko, dkk. 1991. Ilmu Budaya Dasar ; Jakarta. Rineka Cipta
[5.] http://www.kompasiana.com/9681/3-faktor-penting-dalam-membangun-
kepercayaan_552a035ef17e615449d623c7
kepercayaan_552a035ef17e615449d623c7
Tidak ada komentar:
Posting Komentar